KM Parapi: Jumat pagi, melalui upacara militer, jenazah Bupati Bima, H. Ferry
Zulkarnain, dimakamkan di kompleks pemakaman Raja Bima, Bukit Dana Traha.
Prosesi itu diiringi isak tangis dari keluarga dan sebagian masyarakat.
Prosesi
pemakaman dimulai di Pendopo pukul 07.00
WITA. Diawali penyerahan dari pihak keluarga kepada Pemkab Bima. Diwakili Hj.
Siti Maryam (Ina Ka’u Mari), adik almarhum, Ferdiansyah Fajar Islam, dan anak
pertama almarhum, Muhammad Putra Ferryandi.
Di halaman Pendopo, sudah ada unsur Pemerintah Daerah, FKPD, Dandim 1608 Bima Letkol Tommi Feri, Kapolres Bima Kota AKBP Benny Basir Warmansyah, S.IK, SH, Kapolres Bima Kabupaten AKBP Ekawana Prasta. Jenazah almarhum kemudian dibawa ke Masjid Sultan Muhammad Salahudin, sekitar 100 meter dari Pendopo. Ditandu dan kawal pasukan TNI dan Polri.
Selepas dishalatkan di Masjid, jenazah almarhum kemudian dibawa ke pemakaman Dana Traha. Sekitar satu kilometer. Iring-iringan usungan keranda yang menyusuri ruas jalan utama menyebabkan kemacetan. Warga berdiri di pinggir jalan dan mendokumentasikannya. Masyarakat ingin melihat dari dekat Sultan Bima itu untuk terakhirkalinya.
Upacara pemakaman ini dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. Hamdan Zoelva, SH, MH, Irjen (Purn) Farouk Muhammad (anggota DPR RI dan mantan Gubernur PTIK), Muhammad Syafruddin, ST, MM. Dari daerah, Bupati Dompu H. Bambang, Wali Kota Bima, HM. Qurais, Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, dan lainnya.
Upacara dipimpin oleh Waka Polres Bima Kota Kompol M. Nasution, S.IK, SH. Gubernur NTB, HM. Zainul Majdi, menjadi inspektur upacara.
Setelah tiba, jenazah almarhum kemudian diupacarakan. Penghormatan terakhir dan tembakan salvo pun mengiringi jenazah yang memasuki tempat peristirahatan terakhirnya. Saat dimasukkan ke dalam liang lahat, tangis sedih dari keluarga dan kerabat pun pecah.
Gubernur NTB mengingatkan bahwa kematian adalah hak dari Sang Pencipta Allah SWT. Semua orang pastinya akan menghadapi kematian. Dalam agama pun semua manusia diajarkan agar bersiap menghadapi kematian tersebut, bukan mencari penyebabnya.
“Kita harus siap dan ikhlas untuk menghadapi panggilan Allah. Kematian bukan menjadi masalah, tapi yang menjadi masalah adalah apa yang kita bawa,” ingatnya.
Diakuinya, selama mengenal almarhum, banyak jasa yang telah dilakukannya untuk bangsa dan Negara. Dia pun berharap agar jasanya itu bisa membawa keselamatan di akhirat. Khusus bagi keluarga yang ditinggalkan, Gubernur meminta agar ikhlas dan tabah menghadapi cobaan. (BM)
Posting Komentar