Selamat datang di blog komunitas Kampung Media Sape-Lambu

Pasir Putih, Surga di Tengah Samudera

Selasa, 22 Oktober 20130 komentar

KM Parapi: Jika Anda ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima, rasanya belumlah lengkap jika tidak mengunjungi pantai Pasir Putih (Sarae Bura) di Desa Bajo Pulo. Hanya sekitar 15 menit dari pelabuhan Sape dengan bandrol biaya perahu motor (palimba) Rp5.000 atau Rp10.000 untuk pergi-pulang. Setelah itu, pesona pantai yang menghadap laut lepas itu bisa dinikmati.

Di sana, Anda bisa mengeksplorasi khayalan dan meneguhkan hati soal keindahan ciptaan Allah. Sang Mahapencipta Alam Semesta.   

Pasirnya putih, sesuai namanya. Butirannya kecil dan halus. Dalam referensi petualangan kami, jenis pasir seperti itu ada juga di pantai Torowamba (Sape bagian Utara), pantai Baku (Lambu bagian Selatan), dan pantai Rontu (Monta). Biasanya, saat akhir pekan atau hari libur, Pasir Putih ramai dikunjungi. Wisatawan mancanegara pun mengintip pesonanya.

Di sana, tidak hanya bibir pantai menawan nan eksotik yang bisa dilihat, tetapi juga karang-karang yang berbentuk indah. Bak benteng pertahanan pulau itu untuk menahan gempuran ombak yang setiap saat menderu-deru. Pantai di ujung Timur Provinsi NTB itu membandrol pesona alami. 

Desa Bajo Pulo dihuni oleh masyarakat etnis Bajo. Mereka memiliki bahasa ‘planet’ tersendiri yang tidak dipahami oleh masyarakat Sape umumnya. Logat dan dialek mereka ketika berinteraksi dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan semakin menambah kaya warna. Sejauh ini, konflik warga di pulau itu jarang terdengar. Masyarakat Sape dan Bima umumnya hanya dihentakan kasus tewasnya warga karena penembakan oleh aparat karena dugaan pengeboman ikan.

Ya, mereka akrab dengan laut karena itulah nyawa mereka. ‘Persetubuhan’ mereka dengan kelautan adalah penyatuan utuh. 

Melihat Bajo Pulo dari pelabuhan Sape seperti mengintip panggung mini penuh corak lampu warna-warni di tengah pusaran samudera. Indah memesona. Makanya, lesehan di sekitar areal parkir pelabuhan Sape ramai dikunjungi kawula muda dan keluarga pada akhir pekan. Menyeruput kopi dan minuman ringan lainnya, terlibat dalam obrolan ringan, dalam suasana pantai disertai desahan angin sepoi-sepoi, merupakan magnet tersendiri.     

Fauziah, warga Kabupaten Bima yang pekan lalu mengunjungi pantai itu memuji pesona pasirnya saat bersama teman-temannya yang bekerja pada instansi kesehatan di Kota Bima. Suasana alami terasa. Sebagai areal refreshing, Pasir Putih adalah pilihan bagus. Jauh dari dinamika kehidupan masyarakat yang kian keras dan menantang. Kebisingan dan polusi. Ada damai di sana.

“Pantainya indah banget. Beda dengan pantai-pantai lainnya. Hanya pasir yang ada, nggak  ada sampah, nggak ada  batu-batu yang merusak pemandangan laut dan airnya sangat jernih,” katanya.

Bagi Anggen, pesona dan potensi Pasir Putih baru dilihatnya. Dia mengaku belum pernah melihat pantai sebagus itu di wilayah Bima. “Keren pantainya. Saya tidak pernah lihat pantai sebagus itu di Bima,” katanya.

Rekan Anggen, Dini, punya penilaian yang hampir sama. Rupanya, Pasir Putih Bajo Pulo adalah mutiara terpendam dalam dunia kepariwisataan Kabupaten Bima. Berada di tengah pulau dengan pemandangan eksotik. Nah, tinggal bagaimana kreativitas Pemerintah Daerah ‘menyulap’ keadaan menjadi lebih indah.

Lalu apa penilaiannya? “Bagus pantainya. Pasirnya putih, dingin, pokoknya keren banget deh,” pujinya.

Pesona Pasir Putih rupanya tidak akan pernah dilupakan oleh Har. Saat menyusuri perairan laut dari pelabuhan Sape, suasana indah menyergap relung hati wanita berkacamata ini. Air laut membiru bersih. Sebelum tiba di lokasi, karang kukuh di bagian Selatan seolah membentengi areal itu dari sergapan ombak.

Apresiasi pun meluncur. “Bagus banget, pemandangannya indah. Luarbiasa!,” katanya.

Pandangan Suji hampir sama. Ada keindahan suasana yang terasa hadir begitu kuat mewarnai dinding kesadaran. Suasana lingkungan Bajo Polu juga menyimpan keunikan tersendiri. “Indah, kita di sana banyak menemukan keindahan laut. Di perjalanan juga kita bisa melihat kehidupan penduduk Bajo Pulo yang unik. Transportasi semuanya menggunakan sampan,” katanya.


Namun, ada juga harapan untuk penataan pantai Pasir Putih. Saat mengunjungi lokasi itu, awal tahun 2013 lalu, sejumlah pengunjung meminta agar barugak diperbanyak lagi untuk menampung pengunjung. Selain itu, dibuat yang lebih representatif.

Aspek yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan kenyamanan dan keamanan pengunjung di areal itu. Masalahnya, pencitraan terhadap lokasi tertentu akan memenggaruhi pilihan publik untuk referensi kunjungan. Sayang kan, pesona indah di tengah biru samudera itu tidak dilirik lagi karena noda suasana yang menghentak hati publik.

Anda penasaran ingin menikmati pantai Pasir Putih? Segera ke sana pada kesempatan pertama. (BM)                 
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kampung Media NTB | Pemkab Bima | Irank_Scripteerrr | Kampung Kita | Info Bima Terkini
Copyright © 2013. Parapi-Sape - All Rights Reserved
Modify by irank_scripteeer
Proudly powered by Blogger