KM
Parapi: Korban keracunan nasi bungkus di
Desa Lanta Barat Kecamatan Lambu dan sekitarnya terus terkapar. Kini mencapai
472 orang, karena sejak Minggu malam pasien terus berdatangan di Pusat
Kesehatan Masyarakat (PKM) Lambu.
Sebelumnya, korban yang dirawat di PKM Lambu sebanyak 146 orang, sedangkan PKM Plus
Sape sebanyak 189 orang.
Berdasarkan penjelasan Sekretaris PKM Lambu, Arifin,
SH, pihaknya masih menangani korban
keracunan nasi bungkus saat acara pernikahan keluarga Syamsudin-Tiara pada
Sabtu (19/10) sore lalu. Penambahan pasien masih didominasi anak-anak dan terjadi
sejak Minggu malam. Setelah seratus lebih korban sebelumnya berangsur pulih,
muncul lagi ‘gelombang kedua’ yang merasakan efek keracunan.
“Jumlah korban mencapai 472 gabung dengan yang
dirawat di Sape. Penambahan itu mulai kemarin (Minggu) malam,” katanya kepada
KM Parapi melalui SMS, Senin sore.
Imbas lain dari kasus itu, berkembang desas-desus
yang menyatakan bahwa ada oknum tertentu yang terlibat dalam keracunan masal
itu. Warga juga mengaitkan nama seseorang dengan kejadian sama sebelumnya yang
menimpa beberapa orang.
Akibatnya, warga menganiaya seorang wanita yang
diidentifikasi bernama Aminah (60). Saat ini, kasus itu ditangani pihak
Kepolisian.
Aminah
mengalami luka bagian kepala, sedangkan dahinya luka bocor. Dia mengaku bingung
terhadap tudingan yang diarahkan padanya.
Kepada
penyidik Polres Bima Kota, Aminah mengaku, saat pemukulan itu sedang berdiri di rumah tetangga. Saat
itu banyak warga yang membicarakan masalah keracunan makanan. Tiba-tiba ada
yang memukulnya dan terasa keras.
Rupanya,
warga menuduhnya penyebab keracunan makanan itu. Saat acara pernikahan memang
hanya membantu saja. Saat memasak makanan ketika acara hajatan, tidak terlibat
langsung. Bahkan, lebih sering duduk dan mengobrol dengan warga lainnya.
Ketika nasi yang ditanak sudah siap, maka meminta disuguhkan. “Saya tidak ambil
sendiri, yang lain memberikannya,” katanya.
Kini
kasus itu ditangani pihak Kepolisian. (BM)
Posting Komentar