KM
Parapi: Forum Peduli Desa Raioi Kecamatan Sape berunjukrasa Senin
lalu. Aksi dimulai dari pelabuhan Sape hingga Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU), sekitar 500 meter. Mereka menyorot pendistribusian
solar bagi nelayan yang dinilai tidak adil.
Perwakilan massa nilai SPBU “bermain mata” dengan beberapa oknum agen yang mengambil solar,
kemudian dijual pada beberapa
kapal pemuat barang di pelabuhan
Sape.
Harganya di luar batas ketentuan. Akibatnya, Senin lalu SPBU tidak melayani mayarakat yang membeli eceran.
Katanya,
beberapa bulan terakhir masyarakat
dilarang membeli solar. Masyarakat
mengeluh karena tidak mendapatkan solar bagi para nelayan.
Pemilik SPBU Sape diminta agar bersikap adil dan bijaksana, karena masyarakat
sangat membutuhkan solar sebagai salahsatu kebutuhan nelaya. Jika kondisi itu tidak
berubah, sikap tegas akan dilakukan.
Menanggapi
tuntutan massa, pihak SPBU Sape melalui Sudirman, seperti
dikutip media massa, menyatakan pembatasan penjualan solar tidak hanya Desa Bugis dan Kecamatan Sape,
akan tetapi di Langgudu dan lainnya. SPBU hanya menjual pada pengecer yang memiliki
izin resmi khusus solar.
Kalau
ada pengecer yang menjual diluar batas, seperti dari harga solar Rp5.000 kemudian dijual oleh pengecer senilai
Rp15.000, itu memang pelanggaran. SPBU tidak berhak mengintervensi terlalu jauh
kepada pengecer.
Dia
mengaku jatah dari Pertamina hanya 10 ton per hari, sedangkan tingkat kebutuhan masyarakat Sape banyak.
SPBU lainnya di Kota Bima mendapat banyak jatah.
Sebelumnya,
seorang agen di Sape mengeluhkan stok solar yang dijualnya. Jatah yang
didapatnya kurang dan tidak berubah sejak beberapa tahun lalu. Padahal,
peningkatan dinamika pembangunan Sape harus diimbangi dengan penambahan jatah.
Seperti diberitan KM. Parapi sebelumnya, seorang pengecer mengaku kebutuhan solar terus bertambah setiap tahun,
tetapi stok yang diberikan tidak berubah, hanya 6.000 liter sejak belasan tahun
lalu. Seharusnya pasokan disesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Jumlah itu
untuk kebutuhan nelayan di Sape saja belum cukup, apalagi kebutuhan lainnya.
Jumlah pengecer
juga tidak pernah bertambah, namun kuota tidak pernah direvisi. Dia berharap
ada penambahan hingga mencapai 7.000
hingga 10.000 liter. (HB)
Posting Komentar