KM
Parapi: Penghentian operasi kapal penyeberangan (Ferry) dari
pelabuhan Sape menuju Provinsi NTT masih dilakukan hingga Minggu (2/2). Ratusan
kendaraan roda empat hingga menumpuk di areal pelabuhan Sape sejak lebih dari sepekan
terakhir. Cuaca buruk dan gelombang setinggi tiga meter lebih adalah alasannya.
Sejumlah supir mengeluhkan kondisi itu karena
menyebabkan biaya operasional perjalanan yang diberikan pemilik ekspedisi atau
truk sudah habis. Bahkan, mereka terpaksa menombok sendiri.
Supir truk, Kamari, mengaku sudah tujuh hari
berada di pelabuhan Sape dan biaya perjalanan yang tersedia habis. Dia mengaku membawa truk tujuan Surabaya-Ruteng
dan hanya menghabiskan waktu berhari-hari sambil menunggu kepastian
keberangkatan Ferry. Untungnya, biaya yang dibutuhkan selama masa penundaan ini
ditanggung pemilik ekspedisi.
“Makan, minum dan ngobrol-ngobrol dengan sesama supir. Hanya itu bisa
dilakukan. Dalam sehari biaya yang dikeluarkan sekitar seratus ribu, uang makan
dan rokok,” kata pria asal Pasuruan Jawa Timur ini di pelabuhan Sape, Minggu
siang.
Katanya, ada informasi yang diterimanya bahwa
Ferry akan diberangkatkan pada Rabu, 5 Februari nanti. Dia berharap kondisi
cuaca mulai normal sehingga bisa segera melanjutkan perjalanan.
Doger, kernet truk jurusan Ende-Surabaya, mengaku
sudah empat hari tertahan di pelabuhan Sape karena penghentian pelayaran Ferry.
Informasi yang didapatnya, Ferry bakal diberangkatkan pada Rabu pekan ini. Tetapi, semua itu ditentukan
oleh pihak pelabuhan.
“Kalau cuaca memburuk lagi, kita terpaksa bertahan di sini,” katanya.
Untungnya, muatannya berupa bahan bangunan
sehingga tidak rusak, berbeda dengan bahan makanan dan buah-buahan. Soal biaya
operasional selama masa penghentian itu ditanggung bersama pemilik kendaraan.
Berdasarkan surat yang dibuat Kementerian
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Sape pada tanggal 29 Januari 2014 lalu menyatakan bahwa berdasarkan
informasi prakiraan cuaca BMKG akan terjadi cuaca ekstrim angin kencang
disertai petir dan ketinggian gelombang mencapai tiga meter lebih.
Berdasarkan informasi itu, demi keselamatan
pelayaran diimbau kepada semua perusahaan pelayaran/operator kapal Ferry
lintasan Sape-Labuhan Bajo (PP) dan Sape-Waikilo (PP) agar menunda
keberangkatan hingga cuaca normal.
Surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor
Unit Penyelenggara Pelabuhan Sape, Soufyan Hidayat, SH, itu ditujukan kepada PT
ASDP Indonesia Cabang Sape, PT Dharma Lautan Utama Cabang Sape, dan PT Jembatan
Nusantara Cabang Sape dalam klasifikasi penting.
Saat penutupan pada 15 Januari lalu, sempat
ada pelayaran, namun kembali dihentikan karena cuaca memburuk. HIngga Minggu
(2/2) sore, pelabuhan Sape masih ditutup. (BM)
Posting Komentar