KM Parapi: Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Bima bekerja sama
dengan Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB, Rabu,
menggelar pertemuan. Pertemuan koordinasi dan integrasi berkaitan dengan
program pembangunan ketahanan pangan serta kebijakan pembangunan
ketahanan pangan itu dilakukan di ruang rapat Bupati Bima.
Kepala BKP kabupaten Bima, Ir. Muhammad Tayeb,
memaparkan kegiatan itu untuk menyamakan persepsi terkait dengan program
ketahanan pangan di NTB. Bagi kabupaten Bima, pertemuan ini penting karena
merupakan salahsatu lumbung padi terbesar di NTB, apalagi dalam kurun
beberapa tahun mengalami surplus beras dan dipasarkan hingga ke NTT.
“Hal ini turut
mendorong peningkatan pendapatan masyarakat yang berarti dari hasil produksi
pangan,” terang Tayeb seperti dikutip
Kabag Humas dan Protokol Setda, Drs. Aris Gunawan, Rabu malam, dalam pernyataan pers.
Kabag Humas dan Protokol Setda, Drs. Aris Gunawan, Rabu malam, dalam pernyataan pers.
Ditilik dari pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang
pangan, pada tahun2013 pencapaian
produksi beras Kabupaten Bima naik signifikan
sehingga turut mendongkrak pendapatan petani sekitar 265,83 persen. Tahun 2013,
harga beras per kilogram mencapai Rp7.250 dan pada tahun 2014 menjadi Rp8.000.
Tayeb berharap pertemuan koordinasi itu dapat meningkatkan
upaya pencapaian target produksi pangan, khususnya komoditi beras.
Kepala BKP Provinsi NTB, Ir. Hj. Hartina, MM, mengatakan, visi
pembangunan bidang pangan di NTB yaitu terwujudnya ketahanan pangan menuju
masyarakat NTB yang sejahtera. Visi ini dijabarkan dalam misi, yakni
peningkatan ketersediaan dan kewaspadaan pangan, meningkatkan kestabilan harga
pangan, meningkatkan kelancaran pelayanan dan kualitas sumberdaya aparatur.
Dikatakannya, dalam RPJMD tahun 2014-2018 tahapan yang disiapkan
yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pada
peningkatan produksi dan daya saing perekonomian. Hal ini untuk menjamin
ketersediaan pangan sehingga meningkatkan kemampuan para petani dan secara
kelembagaan dapat menjamin ketersediaan pangan sehingga terwujudnya efisiensi
dan efektivitas dalam proses produksi pangan.
Pada tingkat NTB, ujar Hartina, target
indikator yang dicapai dalam terwujudnya ketahanan pangan menuju masyarakat NTB
yang sejahtera. Di antaranya ketersediaan cadangan pangan pemerintah dan
masyarakat, keterjangkauan ketahanan pangan dalam hal ini pendistribusian
lembaga pangan masyarakat serta distribusi lembaga pangan masyarakat dan
konsumsi pangan dan gizi dalam hal ini penganekaragaman konsumsi pangan.
Isu strategis dalam kerangka stategis pembangunan ketahanan pangan
NTB yaitu masih rendahnya daerah rentan akan pangan dan gizi,
distribusi dan keterjangkauan pangan belum merata. Aspek lainnya yang
perlu dibenahi adalah pola konsumsi pangan masyarakat belum sesuai harapan,
tingginya tuntutan pasar global dan internasional dalam penerapan standar mutu
dan keamanan pangan segar serta belum optimalnya kinerja DKP.
Ditambahkannya, bila dilihat dari kumulatif arus komoditas pangan
keluar dari Provinsi NTB mulai tahun 2011hingga Februari 2014 rata-rata (ton)
tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10.317,5 dari tahun 2013 hanya
mencapai 6.425,3 rata-rata per ton. (BM)
Posting Komentar