Selamat datang di blog komunitas Kampung Media Sape-Lambu

Naluri Bisnis Bocah

Rabu, 17 September 20140 komentar


KM Parapi: Anak-anak di wilayah perkampungan  punya  banyak cara membantu orangtuanya  mencari nafkah. Menjual kue, jajanan lainnya, atau barang kebutuhan dapur. Mereka melakukannya penuh tanggungjawab. Tidak kaku atau canggung.

Abubakar dan Ridwan, dua bocah asal Desa Tarlawi Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, adalah contohnya.

Pekan lalu, mereka menyisir wilayah Kecamatan Sape untuk menjajakan nyiru (doku)--alat rumah-tangga, berbentuk bundar, dibuat dari bambu yang dianyam untuk menampi beras dan sejenisnya.

Meski terik menyengat kulit, keringat bercucuran. Mereka tetap bergerilya. Mentari bak berjumlah tiga yang saat ini memayungi  kanvas lagit Sape tidak dipedulikannya.

Mereka menyusuri jalanan ramai dan tengah kampung. Kadang  bertemu rekan seusianya yang sedang bermain-main di tengah gang dan halaman rumah.

Saat itu, jualan mereka terbilang laku. Satu nyiru dijual seharga Rp10 ribu hingga Rp12 ribu. Betapa tidak. Hingga pukul 10.00 WITA, sebagian besar terjual.

Abubakar mengaku membawa 20 unit, sedangkan Ridwan lebih banyak lagi, 25 unit. Hasilnya, di tangan Abubakar tinggal 4, sedangkan Ridwan 5 unit.

Nyaris tidak ada kata rayuan pada pembeli yang mereka ucapkan. Kaum Ibu yang melihat mereka membawa alat itu kerap memanggil dan membelinya. Bahkan, penumpang benhur pun menghentikan laju kuda untuk membeli alat itu. Alhasil, saat itu ada dua unit yang terjual dan dua bocah itu mendapat “bonus” lainnya. Dua bungkus nasi dan air mineral dari warga.

Bagaimana perjalanan Abubakar dan Ridwan menjual nyiru? Abubakar mengaku, berangkat dari Tarlawi sejak pagi dan menumpang ojek. Biaya yang dikeluarkannya sebanyak Rp15 ribu. Mereka dilepas di tengah wilayah Sape, setelah itu menguatkan hati memilih langkah sesuai naluri bisnis.

Benar saja, Abubakar mengaku jualannya laku malah muncul beragam simpati dari masyarakat. Maksudnya, tidak hanya sekadar membeli nyiru, tetapi memberikan makanan dan air minum di tengah menyengat di wilayah Timur Dana Mbojo itu.

Ridwan pun mengaku demikian. Dia memanfaatkan hari Minggu untuk membantu perekonomian orangtuanya. Tidak ada rasa canggung, apalagi malu. (BM)          
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kampung Media NTB | Pemkab Bima | Irank_Scripteerrr | Kampung Kita | Info Bima Terkini
Copyright © 2013. Parapi-Sape - All Rights Reserved
Modify by irank_scripteeer
Proudly powered by Blogger