KM Parapi: Ratusan
warga Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Sabtu malam lalu, terkapar setelah
mengonsumsi nasi bungkus usai pesta pernikahan keluarga Syamsudin-Tiara di RT
13 RW 06 Desa Lanta Barat. Mereka dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)
Lambu, namun karena penuh dibawa ke PKM Plus Sape.
Pihak
PKM Lambu menyebutkan sebanyak 146 orang
dirawat, sedangkan PKM Plus Sape sebanyak 189 orang. Dengan demikian, total warga
yang dirawat sebanyak 335 orang.
Apa
penyebabnya? Masih diselidiki. Namun, dugaan kuat keracunan itu bersumber dari
nasi bungkus. Bisa dari kualitas daging ayam, bumbu gulai, dan mi. Pihak medis
belum bisa memastikannya, karena pengujian contoh pada laboratorium harus
dilakukan.
Pantauan
Parapi, suasana riuh dan hilik-mudik pasien dan keluarganya terlihat di PKM
Sape pada Sabtu malam. Para petugas kesehatan kelabakan menanganinya,
apalagi masyarakat juga memadati. Diduga,
antusiasme masyarakat itu muncul karena sempat terhembus isu ada dua orang yang
meninggal. Sejumlah pihak berkompeten yang dikonfirmasi menepis idu itu.
Orangtua
korban. Zuhra, asal Simpasai, mengaku anaknya, Muhammad Ridho mengonsumsi nasi bungkus
bawaannya dan suaminya. Atau dua bungkus. Setelah melahap, ba’da Magrib mual-mual
mulai terasa. Kepala siswa kelas 5 SD itu pun pusing.
Zuhra
mengaku, makanan itu dibungkus menggunakan kertas mika. Informasi yang
didengarnya, ayam itu dibeli dalam bentuk daging. Dia tidak mengetahui penyebab
keracunan itu. Hal yang dipikirkannya
adalah segera membawa anaknya ke PKM Sape untuk mendapatkan pertolongan.
Saat
itu, Ridho terlihat tergolek lemah bersama dua rekannya dalam satu difan. Dia
merasakan perutnya mules dan tidak banyak bicara.
San’ah,
orangtua korban lainnya, mengaku anaknya Ulil (2) terkapar setelah mengonsumsi
makanan yang dibawanya dari acara resepsi di Lanta Barat. Dia menguatirkan
kondisi anaknya itu dan segera membawanya ke PKM. Ulil tiba di PKM Sape sekitar pukul 10.45
WITA dan langsung diinfus.
Sekretaris
PKM Lambu, Arifin, SH, yang dihubungi menyatakan pasien yang dirawat sebanyak
146 orang dan tinggal beberapa orang yang masih dirawat lanjut. Isu yang menyebutkan ada yang meninggal dalam
kasus keracunan itu tidak benar. Memang ada yang meninggal, tetapi dari desa
lain dan tidak berhubungan dengan kasus keracunan.
Diakuinya,
Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST, dan rombongan mengunjungi para korban pada
Minggu dinihari. Selain itu, membawa sejumlah perlatan dan obat-obatan.
Pihak
PKM Plus Sape, melalui Zainudin, mengaku total pasien yang dirawat sebanyak 189
orang dan hingga Minggu siang tinggal 20 lebih orang yang masih dirawat.
Kondisi mereka tidak menguatirkan. Umumnya korban didominasi bocah, hanya
puluhan orang yang berusia dewasa.
Pihaknya
mengerahkan 50 petugas dikerahkan malam itu untuk menanggani di tengah keriuhan
suasana keluarga korban. Dia mengaku dalam situasi seperti itu membutuhkan kesabaran.
Minggu sekitar pukul 10.45 WITA, Zainudin bersama pegawai PKM Plus Sape membersihkan ruangan dan sampah yang ditimbulkan dari kerumunan pasien dan keluarganya. (BM)
Posting Komentar