KM
Parapi: Saat banjir bandang yang melanda Kecamatan Sape dua tahun lalu, dam di
sebelah Barat wilayah itu jebol. Masyarakat Sape akrab menyebutnya dengan Raba
Semen. Warisan penjajah Jepang yang kini masih kukuh berdiri. Mungkin pada
jamannya hanya dam itu yang dibuat menggunakan semen di wilayah Sape.
Biasanya,
kalau banjir besar menerobos kolong jembatan. Tetapi, saat itu malah
jembatannya dilabrak. Air pun mengamuk
dan menerobos bagian belakang SDN Inpres Nae. Menggenai ruamh warga hingga 1,5
meter. Padahal, itu tidak mungkin terjadi berdasarkan pengalaman banjir puluhan
tahun.
Pendangkalan
areal untuk menampung air adalah masalah serius yang harus ditangani. Sekitar
tahun 80-an diameter sungai masih lebar. Kini hanya sekitar empat meter, itu
pun dangkal.
Tamrin,
petani di Kecamatan Sape, mengatakan dari waktu ke waktu luas tempat
penampungan air semakin berkurang karena warga di pinggir areal menambah luas
lahannya.
Pria
yang tinggal di Desa Raioi ini berharap pemerintah kecamatan Sape segera
mengusulkan pengerukan agar fungsi dam bisa dioptimalkan agar dapat menampung
air. Beberapa waktu lalu pernah ada pengerukan oleh peralatan berat, namun
sudah dangkal lagi.
“Areal
penampungan harus ditinjau lagi luasnya agar tidak dicaplok,” katanya di Desa
Nae, Kamis malam.
Petani
lainnya, Dahlan, juga berharap agar pengerukan ‘Raba Semen’ segera dilakukan
agar mampu menampung air. Kondisi dam itu sekarang sudah berbeda dibandingkan
sepuluh tahun lalu.
Penjaga dam ‘Raba Semen’,
Hamdan, yang dihubungi Kamis sore lalu menyatakan pengerukan pernah dilakukan
sekitar tahun 2007 lalu, namun seiring berlalunya waktu kini dangkal terutama
bagian Utara. Dia mengaku, pada ruas bagian Selatan sudah mencapai dasar, sehingga
hanya bagian Utara saja yang memerlukan pembenahan. Saat ini, dari bibir dam ke
arah persawahan sekitar sepuluh meter yang bisa dikeruk.
Dia juga menyesalkan
menyempitnya sungai itu dari arah Barat, berbeda dengan puluhan tahun lalu.
“Sungai terlihat dangkal, hanya bagian ini saja (Selatan) yang baik, yang
lainnya perlu dikeruk,’ katanya di lokasi dam.
Mengenai kondisi fisik dam,
katanya, berbagai pembenahan sudah dilakukan. Antara lain, membenahi bibir atas
lingkaran parit, jembatan, dan pintu. Sebenarnya, diusulkan ada besi pembatas
pada kiri-kanan jembatan agar tidak
membahayakan warga dan pelajar SMAN 2 Sape yang melintas. Namun, belum
dipenuhi. (HB/BM)
Posting Komentar