Selamat datang di blog komunitas Kampung Media Sape-Lambu

Pengerukan ‘Raba Semen’ Mendesak

Rabu, 27 November 20130 komentar

KM Parapi: Saat banjir bandang yang melanda Kecamatan Sape dua tahun lalu, dam di sebelah Barat wilayah itu jebol. Masyarakat Sape akrab menyebutnya dengan Raba Semen. Warisan penjajah Jepang yang kini masih kukuh berdiri. Mungkin pada jamannya hanya dam itu yang dibuat menggunakan semen di wilayah Sape.  

Biasanya, kalau banjir besar menerobos kolong jembatan. Tetapi, saat itu malah jembatannya dilabrak.  Air pun mengamuk dan menerobos bagian belakang SDN Inpres Nae. Menggenai ruamh warga hingga 1,5 meter. Padahal, itu tidak mungkin terjadi berdasarkan pengalaman banjir puluhan tahun.

Pendangkalan areal untuk menampung air adalah masalah serius yang harus ditangani. Sekitar tahun 80-an diameter sungai masih lebar. Kini hanya sekitar empat meter, itu pun dangkal.     
Tamrin, petani di Kecamatan Sape, mengatakan dari waktu ke waktu luas tempat penampungan air semakin berkurang karena warga di pinggir areal menambah luas lahannya. 

Pria yang tinggal di Desa Raioi ini berharap pemerintah kecamatan Sape segera mengusulkan pengerukan agar fungsi dam bisa dioptimalkan agar dapat menampung air. Beberapa waktu lalu pernah ada pengerukan oleh peralatan berat, namun sudah dangkal lagi.  

“Areal penampungan harus ditinjau lagi luasnya agar tidak dicaplok,” katanya di Desa Nae, Kamis malam.  
Petani lainnya, Dahlan, juga berharap agar pengerukan ‘Raba Semen’ segera dilakukan agar mampu menampung air. Kondisi dam itu sekarang sudah berbeda dibandingkan sepuluh tahun lalu.  



Penjaga dam ‘Raba Semen’, Hamdan, yang dihubungi Kamis sore lalu menyatakan pengerukan pernah dilakukan sekitar tahun 2007 lalu, namun seiring berlalunya waktu kini dangkal terutama bagian Utara. Dia mengaku, pada ruas bagian Selatan sudah mencapai dasar, sehingga hanya bagian Utara saja yang memerlukan pembenahan. Saat ini, dari bibir dam ke arah persawahan sekitar sepuluh meter yang bisa dikeruk.    


Dia juga menyesalkan menyempitnya sungai itu dari arah Barat, berbeda dengan puluhan tahun lalu. “Sungai terlihat dangkal, hanya bagian ini saja (Selatan) yang baik, yang lainnya perlu dikeruk,’ katanya di lokasi dam.   

Mengenai kondisi fisik dam, katanya, berbagai pembenahan sudah dilakukan. Antara lain, membenahi bibir atas lingkaran parit, jembatan, dan pintu. Sebenarnya, diusulkan ada besi pembatas pada kiri-kanan  jembatan agar tidak membahayakan warga dan pelajar SMAN 2 Sape yang melintas. Namun, belum dipenuhi. (HB/BM)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kampung Media NTB | Pemkab Bima | Irank_Scripteerrr | Kampung Kita | Info Bima Terkini
Copyright © 2013. Parapi-Sape - All Rights Reserved
Modify by irank_scripteeer
Proudly powered by Blogger