KM Parapi: ‘Teori Lampu’ soal Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disampaikan Akademisi IAIN Mataram, Dr. Kadri. Dia mengungkapkannya saat
pelatihan peningkatan kapasitas jurnalis dalam pemberitaan isu anggaran yang
ramah pembaca di hotel Marina, pekan lalu.
Kadri menganalogikan APBD yang setiap tahun dibahas oleh pihak legislatif
dan eksekutif itu ibarat pasangan muda yang sedang berpacaran, namun dibiarkan
berada dalam satu ruangan. Jika tanpa lampu atau penerangan memadai, pasangan
itu akan berbuat sesuka hatinya, melanggar segala norma tanpa rasa malu.
katanya, akan berbeda halnya ketika berada dalam ruangan terbuka dengan lampu penerangan memadai. Mereka akan lebih berhati-hati berbuat tidak senonoh atau melanggar norma. Misalnya, tidak meraba-raba atau berpelukan dan berciuman.
katanya, akan berbeda halnya ketika berada dalam ruangan terbuka dengan lampu penerangan memadai. Mereka akan lebih berhati-hati berbuat tidak senonoh atau melanggar norma. Misalnya, tidak meraba-raba atau berpelukan dan berciuman.
Dalam kondisi seperti itu, kata
pria energik kelahiran Bima ini, media massa dan kelompok kritis memainkan peranannya
untuk mengawasi dan ‘membedah’ aspek luar-dalam
APBD sedetail mungkin agar menjamin transparansi.
Diingatkannya, rincian atau detail APBD bukan lagi barang eksklusif.
Ia bisa diakses luas karena milik publik. Undang-Undang Kebebasan Informasi
Publik (KIP) mengakomodirnya untuk masyarakat. KIP merupakan modal bagi para
jurnalis mengoptimalkan pengawasan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Pelatihan itu diikuti puluhan jurnalis dari Bima dan Dompu. Tidak ditekankan mengenai peliputan isu anggaran, wawasan jurnalistik umum lainnya juga disampaikan oleh narasumber dari Jakarta. (BM)
Pelatihan itu diikuti puluhan jurnalis dari Bima dan Dompu. Tidak ditekankan mengenai peliputan isu anggaran, wawasan jurnalistik umum lainnya juga disampaikan oleh narasumber dari Jakarta. (BM)
Posting Komentar