KM Parapi: Tenaga honorer Kategori Dua (K2) dari Kecamatan Sape-Lambu, mendatangi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bima, Kamis lalu. Mereka protes karena sejumlah nama yang lulus CPNSD terindikasi bermasalah.
Aksi di depan BKD itu dijaga ketat
aparat Polres Bima Kota. Karena narah, sebagian pegawai membakar baju keki dan
menempatkannya di pagar kantor itu.
Saat diterima oleh pejabat BKD, mereka
menyerahkan data sejumlah tenaga honorer lulus seleksi CPNSD diduga bermasalah.
Di antaranya masalah tahun pengabdian dan sejumlah kejanggalan lainnya.
Apasaja protes mereka? Ahmad, SH, koordinator
aksi, menyatakan aksi itu tindaklanjut dari sebelumnya. Kali ini membawa
data lebih banyak terkait honorer K2 bermasalah.
Ahmad mendesak pemerintah segera
mengungkap dugaan manipulasi data dilakukan seluruh Satuan Kerja (Satker) dan oknum
pejabat, selain itu memberikan hukuman. SK bodong dikeluarkan Satker melegalkan
honorer bermasalah adalah biang dari masalah. Apalagi, dari data awal ada 78
persen bermasalah.
Ahmad menyodorkan fakta. Katanya, 50
lulusan SMA tahun 2004 mengabdi menjadi guru dan itu bentuk ketidakadilan. Banyak dari lulus
seleksi sebenarnya tenaga honorer tidak layak dan syarat permainan pendataan.
Di Kecamatan Lambu, bebernya, ada
puluhan tenaga K2 yang lulus bermasalah. Mulai dari tahun ijazah, lulus sebagai
seorang tenaga pendidik padahal tamatan SMA tahun 2005 sesuatu yang tidak logis,
karena guru memiliki syarat pendidikan keguruan, bukan tamatan SMA.
Katanya, nasib tenaga honorer yang
mengabdi belasan, bahkan puluhan tahun menjadi terbengkalai, hanya karena ulah
segelintir orang tidak bertanggungjawab tersebut.
Sebelumnya, Bupati Bima H.
Syafrudin, mengisyaratkan agar para tenaga honor K2 yang dinyatakan lulus tidak
senang dahulu, karena akan ada verifikasi dari tim BPKP untuk memastikan
kevalidan berkas masing-masing peserta.
Selain itu, akan memberikan sanksi
bagi pejabat yang memberikan surat keterangan masa pengabdian palsu. (BM)
Posting Komentar