Bima Timur bukan Mimpi Siang Bolong!

KM Parapi: Ini penegasan Ketua KKPBT, Jasmin Abdul Malik, SPd, soal rencana pemekaran Kabupaten Bima Timur.  Katanya, pemekaran wilayah untuk membentuk Kabupaten Bima Timur  bukanlah mimpi saat  siang bolong. Perjuangan itu merupakan kesadaran kolektif untuk percepatan pembangunan wilayah setempat.

Jasmin mengatakan smua perjuangan memang berawal dari mimpi. Dia meminta pihak tertentu agar menjelaska apa sebenarnya landasan saat menyatakan bahwa pemekaran Bima Timur adalah mimpi siang bolong.

        Dia menyarankan agar  tidak sempit memaknai cita-cita pemekaran Bima Timur, sebaiknya  terus mengikuti perkembangan tahapan pemekaran Bima Timur yg sudah berlangsung dan apa yang telah dicapai. Kemudian membaca secara tuntas landasan yuridis Pemekaran Daerah, seperti yang termuat dala  UU 32/2004, PP 78/2007,  dan UU 23/2014.

Selain itu, membaca Grand Design Penataan Daerah NTB sejak 17 Mei 2010 tentang rencana Pemekaran Bima Timur oleh pemerintah yang telah dilaporkan ke Mendagri saat pertemuan bersama Gubernur seluruh wilayah Indonesia saat itu. “Untuk data pembanding kajian kita tentang kondisi rill Kabupaten Bima, silakan  baca secara tuntas data RKPD Bappeda Kabupaten Bima 2015,” katanya dalam pernyataan pers   menanggapi akhir pekan lalu menanggapi opini dari sebagian kecil pihak bahwa pemekaran wilayah di bagian Timur Kabupaten Bima sulit diwujudkan.

Meski demikian, Jasmin sangat bangga terhadap  generasi kritis daerah Bima saat ini, tetapi agar lebih berkualitas dan bernilai argumentative, alangkah baiknya membuka dulu kajian mendalam berdasarkan data otentik dan didukung  landasan yuridis agar tidak sekadar menggunakan logika tanpa data. “Membuka opini tanpa kajian dan membenarkan sesuatu tanpa dasar hukum. Mungkin demikian untuk menambah  kaya pemahaman kita,” ujarnya.

Dia berterimakasih kepada semua pihak yang elah membuka spirit untuk perjuangan besar ini. Tinggal ke depan, bagaimana bersama segera merapatkan barisan. Jika saatnya nanti Bima Timur telah ditetapkan menjadi Daerah Otonomi Baru, artinya mimpi siang bolong telah menjadi kenyataan.

“Namun, apakah kita tetap tidak mau menerima kenyataan itu dan apakah tetap menolak untuk hidup di dalamnya?,” tanyanya.  (BM)