Rombongan
'Bima Timur Menyapa Tambora' hadir di Bumi Perkemahan Doro Ncanga pada Jumat,
10 April 2015 pukul 17.30 WITA. Kehadiran KPKBT tersebut sebagai bentuk
dukungan moral memeringati peristiwa yang menyebabkan penyimpangan iklim global
itu.
Berdasarkan Data Volkcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusannya pada skala 1-8. Artinya sangat merusak kehidupan, ledakan Tambora tercatat menyebabkan kawasan Sumbawa dan sekitarnya berada dalam kegelapan. Puluhan ribu manusia tewas akibat dampak letusan, tsunami, kelaparan dan penyakit mematikan.
Kekuatan letusan Gunung Tambora yang berada di antara dua wilayah Kabupaten Bima dan Dompu itu adalah yang terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Panas yang menyembur melubangi atmosfer dan mengubah iklim dunia. Iklim tanpa musim panas pada 1816 di Eropa dan Amerika Utara 'the year without summer'.
Tambora turun ke dalam tanah beberapa ribu kaki, meninggalkan kawah besar di puncaknya. Caldera Tambora seluas sekitar 7 kilometer. Perubahan iklim disalahkan sebagai penyebab wabah tifus di Eropa Tenggara dan Laut Tengah bagian Timur antara tahun 1816 dan tahun 1819. Banyak ternak mati di New England selama musim dingin tahun 1816-1817. Suhu udara yang dingin dan hujan besar menyebabkan gagal panen di Kepulauan Brintania. Keluarga-keluarga di Wales mengungsi dan mengemis untuk makanan.
Kelaparan merata di Irlandia utara dan barat daya karena gandum, haver dan kentang mengalami gagal panen. Krisis terjadi di Jerman, harga makanan naik dengan tajam. Akibat kenaikan harga yang tidak diketahui menyebabkan terjadinya Demonstrasi di depan pasar dan toko roti yang diikuti n kerusuhan, pembakaran rumah dan perampokan yang terjadi di banyak kota-kota di Eropa. Itulah kelaparan terburuk yang terjadi pada abad ke-19.
Pada malam 10 April 2015 di Bumi Perkemahan Doro Ncanga yang sangat luas telah dipenuhi ratusan ribu tamu dan pedagang dari berbagai daerah hingga mancanegara. Kru KPKBT terdiri dari Bima Timur, Adiman Ciwintara, Hasnun Alex Ciwintara, dan Syah Alam (masing-masing nama akun Facebook) menikmati alas tikar rumput padang savana, tidak beratap berselimut embun, hingga pagi menjemput ribuan tenda perkemahan.
Suasana yang begitu ramai pagi itu mulai disibukkan persiapan dan riuhnya penyambutan Presiden Jokowi yang hadir sekitar pukul 11.30 siang. Akhirnya Kawasan Tambora ditetapkan menjadi Taman Nasional oleh Presiden RI, yang disambut sangat gembira dan meriah oleh seluruh lapisan masyarakat Bima dan Dompu waktu itu.
Presiden disambut tarian masal Tambora. Hingga akhir acara, kru mendapat kesempatan berjabat tangan bersama Presiden Jokowi. Hari Minggu, 12 April 2015, pukulm 10.30 WITA, kru KPKBT bersama Kru Anak Lereng Tambora (masing-masing Paman Zhery Hermawan, Bung Anasm Nheas Kadindi, Emon Kadindi, Mas Ujang, dan Mas King Calabai) melanjutkan perjalanan pendakian menuju puncak Tambora dari Desa Kadindi ke jalur pendakian Desa Pancasila.
Cuaca yang sedikit ekstrim oleh hujan dan kabut tebal menyulitkan pendakian. Usai Magrib kru baru tiba di Pos 3 diselimuti suhu dingin, hingga memaksa kru beristirahat. Senin, pukul 09.00 WITA perjalanan dilanjutkan dalam kondisi cukup melelahkan. Kru KPKBT hanya memungkinkan beristirahat dan makan siang di Pos 5, setelah itu elanjutkan pendakian hingga sore pukul 17.00 WITA dan membangun tenda di lereng bukit pendakian terakhir 20 meter sebelum Monumen Makam Penunjuk jalan.
Selasa Subuh suhu sangat dingin pendakian dilanjutkan ke Puncak Tambora, tepat 15 menit sebelum matahari terbit dan terlihat dari Timur bayang-bayang Gunungapi Sangiang terlihat. Kru telah sampai di puncak Tambora (2.851 mdpl) menancapkan bendera dan spanduk KPKBT.
Sejumput harapan dipanjatkan, semoga perjuangan besar pembentukan Kabupaten Bima Timur, meski penuh tantangan dan rintangan, dapat segera terwujud dalam waktu yang tidak lama. Selasa, 14 April 2015 pukul 09.00 kru KPKBT turun meninggalkan caldera Tambora melintasi jalur yang sama, hingga pukul 17.30 WITA tTiba di portal dan perkebunan kopi. Beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan pulang istirahat di Desa Kadindi Kecamatan Pekat, kediaman Paman Zherry's Hermawansyah.
Hingga
Rabu pukul 16.30 WITA, krua bertemu dan berdiskusi dengan pengurus dan pimpinan
PK KNPI Kecamatan Pekat di kediaman Pua Arman. Pertemuan sejenak itu dimanfaatkan untuk mendiskusikan dan ikut
mendorong rencana penggabungan dan pemekaran Kabupaten Tambora (Dompu Barat
Daya, Kecamatan Sanggar, Tambora, Manggelewa, Kempo, Kilo dan Pekat) seperti agenda
pemekaran Bima Timur yang sedang diperjuangkan oleh KPKBT, berdasarkan Grand
Desain Penataan Daerah/Desarta NTB Tahun 2010-2025.
Akhirnya,
KPKBT memohon dukungan dan doa semua
pihak, terutama keluarga besar masyarakat Bima Timur agar bersatu padu
membangun kekuatan; satu misi dan komitmen bersama membawa bendera perjuangan. Renta
Ba Lera Kapoda Ba Ade Karawi Ba Weki. (*)
Posting Komentar