Acara penyambutan di lapangan Sangia
berlangsung meriah. Saat itu, hadir Camat Sape, Muspika, dan warga.
Ketua Tim Penilai, Abdul Wahab, SH, MSi, menjelaskan, kegiatan ini merupakan
agenda rutinitas tahunan, tujuannya
menentukan juara yang akan mewakili ke
tingkat Provinsi NTB, bahkan diharapkan mewakili Kabupaten Bima ke tingkat
nasional. Ajang ini sebagai kompetisi
pembangunan antardesa dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui evaluasi pembangunan kemasyarakatan. Penilaian
difokuskan pada basis penunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
sumberdaya manusia.
Dibeberkannya, ada delapan kriteria yang
menjadi poin penilaian utama tim penilai. Yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban masyarakat, partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan, pemerintahan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, serta
pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
Camat Sape, Muhaimin, SAdm, mengungkapkan kesiapan Desa Sangia menyambut lomba itu. Warga Sape umumnya tengah disibukkan dengan urusan
masing-masing, namun tidak mengabaikan persiapan lomba desa. Buktinya, warga Sangia
saat siang hari beraktivitas di
sawah maupun laut, tetapi malam hari
menata desa.
Setelah terpilih menjadi juara pada lomba
desa tingkat kecamatan, diakuinya, Sangia terus berbenah melengkapi kekurangan agar dapat bersaing dengan desa lainnya.
Diakui Muhaimin, tidak ada kendala dalam
mengerahkan warga, karena memiliki
kesadaran menata dan membangun desanya.
Apalagi penataan desa kali ini menyangkut perlombaan yang akan membawa
nama baik desa mereka.
Muhaimin berharap agar para juri dapat
melihat upaya warga Sangia dan memrioritaskannya menjadi
pemenang lomba desa tahun 2015.
Kepala Desa Sangia, Jaidun H Abdul Hamid,
menjelaskan luas wilayah Desa Sangia 2.360,00 hektare dan dihuni 5.221 jiwa (laki-laki 2.687, perempuan 2.534). Kepala Keluarga sebanyak
1.285 orang. Pencaharian penduduk desa terdiri dari petani, nelayan, kerajinan
Rumah-Tangga, perdagangan, sektor jasa dan peternakan dan perkebunan.
Dikatakannya, kesadaran masyarakat Sangia berpartisipasi dalam memelihara
lingkungan dapat dilihat dari adanya lembaga yang menangani masalah lingkungan,
sehingga sampai saat ini Sangia termasuk
lingkungan bersih bebas dari sampah.
Hal itu
dibuktikan adanya lubang sampah dan bak penampungan sampah pada setiap Rumah-Tangga, sehingga sekali
sepekan akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (BM)
Posting Komentar