Selamat datang di blog komunitas Kampung Media Sape-Lambu

Kesaksian Gubernur Soal Ferry

Senin, 30 Desember 20130 komentar

KM Parapi: Gubernur NTB, HM. Zainul Majdi, punya kenangan tersendiri soal pertemuan terakhirnya dengan almarhum H. Ferry Zulkarnain, 19 Desember lalu, saat penyerahan DIPA 2014 di Mataram.   
 
Bagaimana ceritanya? Usai pemakaman Bupati Ferry dia mengungkapkan kenangannya itu. Zainul mengaku, seminggu lalu dSMS oleh Bupati Ferry yang melaporkan keberadaannya di Mataram, namun meminta izin tidak hadir saat penyerahan DIPA tahun 2014. Anggotanya  disuruh cek ke Pemkab Bima untuk memastikan apa kondisi Bupati. 

Namun, belum ada laporan balik, Gubernur mengaku dilapori oleh staf bahwa Bupati sudah hadir di Mataram. 

Saat sebelum penyerahan DIPA, Zainul mengapresiasi Bupati dan Wali Kota yang hadir, walaupun ada yang sakit dan saat itu merujuk pada Bupati Ferry Zulkarnain. Nah, dari pertemuan itu, kenangannya terhadap almarhum adalah orang yang siap berangkat dari Bima menempuh jarak ribuan kilometer ke Mataram untuk menunaikan tugas, menjalankan amanah, dan tanggungjawab dalam keadaan tidak sehat. 

“Cukuplah itu kiranya menjadi pelajaran bahwa almarhum kita doakan khusnul khatimah. Akhir yang paling baik,” katanya. 

Dia mengingatkan Rasulullah bersbda bahwa semua rangkaian amal manusia di dunia yang diukur adalah amalan terakhirnya. Oleh karena itu, Gubernur sanggup bersaksi di sisi Alalh karena menyaksikan hari terakhir dan berjumpa saat itu bukan berlah-leha, tetapi melaksanakan  tugas walaupun sakit. 

Kepada pihak keluarga, Gubernur meminta agar janganlah terlalu bersedih, karena insyaAllah orang yang khusnul khotimah pada saat wafat malaikat berseru tiga hal. Yakni jangan takut menuju alam barzah, jangah sedih meninggakan keluarga, dan bergembiralah karena diberikan surga oleh Allah. 

Ada lagi pesan Gubernur saat itu, Kalau memeng mencintai almarhum, hendsknya ingat hadis Nabi yang menyatakan bahwa orang yang wafat itu seperti hampir tenggelam, mencari pegangan apasaja agar selamat. Maka yang menjadi pelampung bagi yang meningggal adalah doa dari istri, saudara, keluarga, dan sahabat serta umat Islam umumnya. 

“Kalau doa dikirim, maka bagi meninggal lebih berharga dari seluruh isi dunia,  lebih ia sukai dari apapun yang dirasakan di dunia. Banyak bacakan istigfar, bersedekah dan niatkan pahalanya untuk almarhum. Itulah sebaik-baiknya amalan untuk almarhum,” katanya. 

Dia berharap agar almarhum diberkahi, kuburannya dilapangkan, dosanya dimaaafkan, dan seluruh kebaikannya dilipatgandakan. (BM)   
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kampung Media NTB | Pemkab Bima | Irank_Scripteerrr | Kampung Kita | Info Bima Terkini
Copyright © 2013. Parapi-Sape - All Rights Reserved
Modify by irank_scripteeer
Proudly powered by Blogger