KM Parapi: Gubernur NTB, HM. Zainul
Majdi, punya kenangan tersendiri soal pertemuan terakhirnya dengan almarhum H.
Ferry Zulkarnain, 19 Desember lalu, saat penyerahan DIPA 2014 di Mataram.
Bagaimana ceritanya? Usai pemakaman Bupati Ferry dia mengungkapkan kenangannya itu. Zainul mengaku,
seminggu lalu dSMS oleh Bupati Ferry yang melaporkan keberadaannya di Mataram,
namun meminta izin tidak hadir saat penyerahan DIPA tahun 2014. Anggotanya disuruh cek ke Pemkab Bima untuk memastikan
apa kondisi Bupati.
Namun, belum ada laporan balik,
Gubernur mengaku dilapori oleh staf bahwa Bupati sudah hadir di Mataram.
Saat sebelum penyerahan DIPA, Zainul
mengapresiasi Bupati dan Wali Kota yang hadir, walaupun ada yang sakit dan saat
itu merujuk pada Bupati Ferry Zulkarnain. Nah, dari pertemuan itu, kenangannya
terhadap almarhum adalah orang yang siap berangkat dari Bima menempuh jarak ribuan
kilometer ke Mataram untuk menunaikan tugas, menjalankan amanah, dan
tanggungjawab dalam keadaan tidak sehat.
“Cukuplah itu kiranya menjadi
pelajaran bahwa almarhum kita doakan khusnul khatimah. Akhir yang paling baik,”
katanya.
Dia mengingatkan Rasulullah bersbda bahwa
semua rangkaian amal manusia di dunia yang diukur adalah amalan terakhirnya.
Oleh karena itu, Gubernur sanggup bersaksi di sisi Alalh karena menyaksikan
hari terakhir dan berjumpa saat itu bukan berlah-leha, tetapi melaksanakan tugas walaupun sakit.
Kepada pihak keluarga, Gubernur
meminta agar janganlah terlalu bersedih, karena insyaAllah orang yang khusnul
khotimah pada saat wafat malaikat berseru tiga hal. Yakni jangan takut menuju
alam barzah, jangah sedih meninggakan keluarga, dan bergembiralah karena diberikan
surga oleh Allah.
Ada lagi pesan Gubernur saat itu, Kalau
memeng mencintai almarhum, hendsknya ingat hadis Nabi yang menyatakan bahwa
orang yang wafat itu seperti hampir tenggelam, mencari pegangan apasaja agar
selamat. Maka yang menjadi pelampung bagi yang meningggal adalah doa dari
istri, saudara, keluarga, dan sahabat serta umat Islam umumnya.
“Kalau doa dikirim, maka bagi
meninggal lebih berharga dari seluruh isi dunia, lebih ia sukai dari apapun yang dirasakan di
dunia. Banyak bacakan istigfar, bersedekah dan niatkan pahalanya untuk
almarhum. Itulah sebaik-baiknya amalan untuk almarhum,” katanya.
Dia berharap agar almarhum
diberkahi, kuburannya dilapangkan, dosanya dimaaafkan, dan seluruh kebaikannya
dilipatgandakan. (BM)
Posting Komentar