Aparat Kepolisian bergerak
dalam menangkap para remaja yang diduga terlibat dalam kasus asusila di lingkungan
Due Desa Parangina Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Setelah membekuk AL dan IB,
Rabu malam giliran tiga orang dibekuk. Mereka adalah HR, ON, dan JL. Ketika
ditangkap saat bersembunyi di kawasan Barat desa setempat atau sekitar Sori
Nae.
Kepala Desa
Parangina, M. Amin H. Musa, yang
dihubungi mengaku aparat Kepolisian menangkap tiga warganya pada malam hari di
wilayah Barat Parangina. Itu artinya kelima orang yang diduga terlibat dalam kasus
perkosaan terhadap Bunga sudah dibawa ke Polres Bima Kota untuk diperiksa.
“Mereka sudah
dibawa ke Bima untuk diproses,” katanya melalui telepon seluler, Jumat sore.
Katanya, saat ini
suasana Parangina sudah kondusif dan sempat ada pergerakan massa dari keluarga
Bunga yang ingin merusak rumah para remaja itu. Namun, berhasil dihalau. Apalagi,
Kamis pagi ada seorang warga Parangina yang meninggal dunia dan dimakamkan di
pemakaman umum, bagian Timur Parangina.
Massa dari Kampung
Baru Desa Bugis dan keluarga Bunga merusak bagian belakang rumah ON. Kamar
tidur berserakan, dipan, dan lemari dihancurkan.
Bagaimana awal
kasus yang kini heboh itu? dari berbagai penuturan warga, kasus itu bermula
dari IK dan Bunga, berduaan di pinggir
sungai, sekitar 50 meter dari bagian Barat perkampungan Parangina. Warga
menyebutnya Salondo Jara. Mereka
kabarnya berpacaran. Beberapa saat kemudian, empat orang lainnya yang diduga
mabuk mendatangi lokasi dan seorang di antaranya menarik Bunga.
Kemudian membawa
remaja itu ke areal persawahan sekitar 25 meter dari lokasi. Mereka berbuat tidak senonoh terhadap Bunga,
sedangkan IK tidak berdaya. Kabar yang
beredar pula, IK turut andil dalam tindakan itu.
Berdasarkan
pengakuan sejumlah warga, sekitar pukul 17.00 WITA pihak Kepolisian membawa Bunga
ke tempat kejadian dan saat itu menunjukkan areal yang merangkai kasus
memalukan itu. IK dan Bunga berduaan di
pinggir pagar sawah atau sekitar rakitan yang digunakan warga setempat untuk
menambang pasir.
Masih berdasarkan
pengakuan warga yang melihat rekonstruksi itu, Bunga ditarik dan dibawa ke bagian Barat, sekitar
pohon pisang dan kelapa di pinggir sungai pinggir tanaman padi. Saat
penelusuran lokasi kejadian, wajah Bunga ditutup.
Kasus itu mencuat dan diketahui warga setempat
ketika ada keluarga Bunga mendatangi keluarga IK untuk membicarakan kejadian
itu. Beberapa waktu kemudian, massa yang membawa berbagai senjata tajam
mendatangi rumah ON dan merusak bagian belakang rumah permanen yang sedang
dibuatkan atap dari program Bedah Rumah itu. Untungnya, tidak ada eskalasi tidak meluas dan hanya merusak perabotan
rumah.
Kapolsek Sape, IPTU
Naufal, yang dihubungi di Parangina menyatakan dua orang memang sudah diamankan
dan tiga lainnya masih diburu. Pihaknya masih berusaha mengadakan pendekatan
terhadap keluarga dan menjaga kondusivitas desa. “Itu saja, saya masih
mengamankan situasi,” katanya.
Kabarnya, pihak
keluarga wanita memberi sinyal akan bertindak jika para pemuda itu tidak
diserahkan kepada aparat atau aparat tidak berhasil menangkapnya hingga Kamis.
Sebanyak satu
truk aparat keamanan dikerahkan untuk mengamankan situasi. (BM)
Posting Komentar