KM Parapi: Hujan mengguyur
wilayah Kecamatan Sape pada Minggu. Pertama sekitar pukul 14.00 WITA,
selanjutnya sekitar Magrib. Guyuran pertama relatif lebat disertai gemuruh
angin, namun yang kedua biasa saja.
Meski demikian, sejumlah
warga Sape yang tinggal di wilayah pusat kota gembira karena itu merupakan yang
pertama sejak dua pekan terakhir.
Sebelumnya, Jumat (17/1)
lalu ratusan warga Sape bermunajat kepada Allah
SWT untuk meminta hujan melalui
shalat istisqa. Shalat dilakukan di areal bendungan Raba Semen, bagian Barat
Sape. Mereka memilih istisqa karena pada sejumlah bagian lahan pertanian,
petani sudah menanam padi dan membutuhkan air untuk pertumbuhan. Ada juga sebagian
yang menanam bawang. Kondisi panas menyebabkan
masyarakat juga merasa kegerahan.
Warga Sape, Ahmad,
mengatakan hujan pada Minggu nmemunculkan
harapan baru karena sejak dua minggu terakhir tidak ada hujan yang mengguyur Sape,
khususnya wilayah perkotaan. Jumat lalu ratusan warga berbondong-bondong shalat
istisqa karena merasakan tanda-tanda kesulitan jika hujan tidak kunjung ada.
Namun, dia kecewa karena
tidak semua petani pergi ke lokasi istisqa dan
masih ada yang sibuk sendiri di sepanjang parit menuju bendungan. Padahal, sama-sama mengharapkan hujan.
Petani setempat, Ali,
mengaku tanaman jagung yang ditanam sejak Desember lalu sudah tumbuh sehat,
namun hujan tidak kunjung ada sejak 15 hari terakhir sehingga mengancam
kehidupan tanaman. “Karena nggak hujan, areal jagung di Matamboko yang saya
tanam tidak pernah saya lihat lagi,” katanya.
Informasi yang didapatkannya,
areal padi di pegunungan yang ditanam petaani sebagian besar layu karena dua pekan terakhir
hujan absen. Namun, hujan pada Minggu siang memberi harapan baru bagi petani
Sape.
“Kini petani senang, karena
cuaca mendung dan hujan turun pada Minggu siang,” katanya di Sape, Minggu sore.
(HB)
Posting Komentar