KM Parapi: Ini kiat Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Munawarah Kecamatan Sape Kabupaten Bima
dalam menarik siswa. Sejak tahun 2009, madrasah membeli kendaraan untuk
menjemput dan mengantar siswa yang tempat
tinggalnya jauh. Bemo itu dibeli di Mataram seharga Rp135 juta.
Siswa yang dijemput dari Desa Sari dan
sekitarnya, Parangina dan Raioi di wilayah Barat. Kemudian Bugis di wilayah
Timur.
Bagaimana penjelasan Kepala (MTs) Al-Munawarah,
Abdul Basyir, SP.d, soal kendaraan dan perkembangan madrasah itu? Sejak
memimpin madrasah itu pada tahun 2006 lalu, jumlah siswa semakin bertambah. Tahun
2006 jumlah siswa pada kelas 1, 2, dan 3 hanya 100 orang. Namun, pada awal
tahun ajaran baru 2007 meningkat menjadi 250 siswa.
Hal itu didukung program pakaian gratis dan
bebas komite. Pada tahun 2009, jumlah
siswa meningkat menjadi 300 orang.
Dikatakannya, mulai tahun 2009, pihaknya
memberikan biaya transportasi kepada siswa. Namun, setelah dikaji akhirnya
ditetapkan membeli bemo senilai Rp135 juta di Mataram. Pada tahun 2010, jumlah
siswa pun meningkat menjadi 500 orang siswa. Tahun 2013 jumlah siswa kelas 1, 2,
dan 3 semuanya mencapai 713 orang.
“Program antar-jemput ini menyebabkan siswa
MTs Al-Munnawarah bertambah dan didukung oleh masyarakat dan pihak-pihak terkait,” katanya melalui
telepon seluler, Senin lalu.
Meningkatnya animo orangtua menyekolah anaknya
di MTs Al-Munawarah menimbulkan beragam isu yang menyudutkan. Antara lain
ijasah para alumninya tidak bisa mendaftar menjadi anggota TNI dan lainnya.
Namun, dia memahaminya sebagai dampak persaingan mendapatkan siswa.
Tahun 2011 lalu, dalam bidang olahraga, MTs
Al-Munawarah pernah menggebrak belantara nasional ketika tim sepakbola
menjuarai ajang Liga Pendidikan Indonesia. (BM)
Posting Komentar