Selamat datang di blog komunitas Kampung Media Sape-Lambu

Mahasiswa-Aparat Bentrok

Kamis, 25 September 20140 komentar

KM Parapi: Unjukrasa puluhan mahasiswa gabungan Ikatan Mahasiswa Muhamdiyah (IMM) Bima dan Himpunan Mhasiswa Islam (HMI) Bima, Kamis,  berujung anarkis. Empat mahasiwa terluka dan dilarikan ke RSUD Bima.

Mereka mengalami luka  pada bagian kepala dan luka sobek dibagian kuping kanan.

Kapolres Bima Kota, AKBP Benny Basir Warmansyah, SIK, menyesalkan insiden itu. Menurutnya, semestinya bentrok ini tidak akan terjadi, jika mahasiswa tidak memaksa masuk di ring tiga lapisan anggota yang berjaga pelantikan DPRD Periode 2014-2020 yang sedang berlangsung.
Kapolres akan menyelidiki provokator dibalik semua ini.

Sebelumnya sudah diupayakan komunikasi dengan perwakilan mahasiswa agar tidak merangsek masuk melewati batas ring tiga pengawalan anggota. Jika memaksa masuk, dikuatirkan akan bentrok dengan pendukung anggota DPRD yang  datang menyaksikan langsung pelantikan.

“Saya kuatir warga pendukung anggota DPRD terpilih tersinggung dengan maksud mahasiswa merangsek masuk yang kemungkinan membuat ricuh suasana,” katanya.

Namun, begitu dilarang masuk, mahasiswa yang ngotot diamankan oleh petugas, sehingga mahasiswa lainnya tidak terima.

Perwakilan masasa berharap wakil rakyat tahun ini dapat menunjukan keberpihakannya terhadap rakyat dengan mewujudkan semua janji-janji politik saat Pemilu Legislatif.

Mereka meminta legislator memahami fungsi dan kewajibannya. Ada beberapa persioalan yang harus diselesaikan. Di antaranya persoalan asusila, perkosaan, pencurian, konflik, dan beberapa persoalan hukum lainnya yang menimpa masyarakat pada akhirnya menunjukan kemunduran nilai dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, DPRD harus memiliki pendirian dalam menentuka segala sesuatu, tanpa tergangu keberadaan eksekutif dan yudikatif serta hasutan dan godaan dari beberapa elemen lain yang tidak bertanggung jawab.

Massa meminta legislator terpilih mendesak Pemkab Bima memercepat pemindahan ibukota Kabupaten Bima, mengawal dan mengontrol kinerja eksekutif. Lebih memahami tugas dan fungsinya dan jangan menjadi kontraktor.

Hal lainnya adanya sinergitas antara embaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif dengan melibatkan pemuda dan mahasiswa dalam merumuskan kebijakan daerah untuk pembangunan ke depan. Pencegahan konflik di daerah harus segera dilakukan. (BM)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kampung Media NTB | Pemkab Bima | Irank_Scripteerrr | Kampung Kita | Info Bima Terkini
Copyright © 2013. Parapi-Sape - All Rights Reserved
Modify by irank_scripteeer
Proudly powered by Blogger