KM
Parapi: Pengurusan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
Kabupaten Bima periode 2015-2020, Sabtu (31/1), dikukuhkan
di aula kantor Pemkab Bima,
sabtu. Pengukuhan dihadiri Bupati Bima, Sekda, dan
para Kepala SKPD.
Pelantikan
ICMI ORDA tingkat Kabupaten Bima dilakukan Ketua ORWIL ICMI NTB Prof Dr H Sunarpi, Phd. Mereka adalah Ketua Dewan
Penasehat ICMI Orda Kabupaten Bima, Drs H Syafrudin HM Nur, MPd, Wakil ketua, Murni Suciyati, dan Sekretaris Wahyudin, SAg.
Ketua Dewan Pakar ICMI Orda
Kabupaten Bima, Drs. Muzakir, MSc, Ketua ICMI Orda Kabupaten
Bima,
Drs HM Taufik, HAK, MSi.
Saat itu, Bupati berharap pengurus baru ke depan dapat menjalankan tugas demi memajukan ICMI ke depan, terutama terkait program yang akan
dilaksanakan. Bupati berharap, semoga komposisi kepengurusan ICMI Kabupaten Bima dapat memegang
peranan vital, terutama kegiatan maupun program yang
akan dilaksanakan ke depan.
Ketua ICMI Orda Kabupaten Bima, Drs HM
Taufik, HAK,
MSi, menyampaikan bahwa orang-orang yang sukses
berfikir akan memandang semua yang terjadi di dunia ini merupakan proses. Proses untuk dijadikan pengalaman yang secara otomatis tertulis dalam
sejarah hidup. Dalam mencapai proses ini, terkadang membutuhkan
orang-orang yang sudah mencapai level sukses
berfikir untuk dicontoh dan dijadikan panutan.
Pada sisi yang
lainnya, katanya, ada juga orang-orang yang sukses
berzikir akan memandang yang terjadi di dunia ini adalah sebagai direct media
untuk mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya.
Yaitu jalan menuju
“shirot al mustaqim”. Oleh karena itu, saat ini yang dibutuhkan adalah orang-orang yang sukses berfikir, yang
sukses berzikir, serta sukses mendisain strategi sehingga dalam praktek lapangan mampu dibaca
oleh setiap orang. “Itulah yang disebut sebagai seorang cendekiawan,” katanya.
Di Indonesia, khususnya di Bima, cendekiawan muslim harus dirangkul dan memanfaatkan kecermelangan
mereka. Tetapi ini membutuhkan kekuatan yang maksimal sehingga mampu
meramu kekuatan mereka menjadi alat untuk mencapai kemakmuran hidup masyarakat
Kabupaten Bima ini.
Oleh karenanya, katanya, seorang cendikiawan saat ini harus memiliki tiga dimensi tujuan dari setiap yang mereka
fikirkan. Yaitu dimensi berfikir ke masa lalu
sebagai guru terbaik, dimensi berfikir ke masa kini sebagai kendaraan hidup, dan dimensi berfikir ke masa akan datang sebagai cita-cita luhur makhluk yaitu
syurga.
Disamping itu, seorang cendikiawan akan memandang bahwa kerja untuk ibadah. Belajar juga diniati ibadah, wartawan juga ibadah, menjadi pengusaha juga
ibadah. Penulis apalagi. Selain itu, aneka kegiatan lain, hendaklah diniati untuk ibadah
sehingga, dimensinya menjadi ganda, dunia dan akhirat.
Ketua
Organisasi Wilayah ICMI NTB, Prof Dr H Sunarpi, Phd, juga menyampaikan bahwa kelahiran ICMI bukankah kebetulan sejarah belaka, tetapi erat kaitannya dengan perkembangan
global dan regional di luar dan dalam negeri. Menjelang akhir dekade 1980-an
dan awal dekade 1990-an, dunia ditandai dengan berakhirnya perang dingin dan
konflik ideologi.
ICMI dibentuk pada tanggal 7 Desember
1990 saat pertemuan di Kota Malang , 6-8
Desembe1990. Saat itu, dipilih Baharudin Yusuf Habibie sebagai Ketua
ICMI pertama. Kelahiran ICMI berawal dari diskusi kecil pada bulan Februari 1990 di masjid kampus
Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Dari forum itu kemudian muncul gagasan
untuk mengadakan simposium dengan tema “Sumbangan Cendekiawan Muslim
Menuju Era Tinggal Landas” yang direncanakan pada tanggal 29 September -1
Oktober 1990.
Seiring dengan itu, katanya, semangat kebangkitan Islam di belahan dunia timur
ditandai dengan tampilnya Islam sebagai ideologi peradaban dunia dan
kekuatan altenatif bagi perkembangan perabadan dunia. Bagi Barat, kebangkitan Islam ini
menjadi masalah yang serius karena itu berarti hegemoni mereka terancam.
Katanya, apa yang diproyeksikan sebagai
konflik antar peradaban lahir dari perasaan Barat yang subyektif terhadap Islam
sebagai kekuatan peradaban dunia yang sedang bangkit kembali sehingga mengancam
dominasi peradaban Barat. Kebangkitan
umat Islam ditunjang dengan adanya ledakan kaum terdidik. (BM)
Posting Komentar