Selamat datang di blog komunitas Kampung Media Sape-Lambu

Pengurus ICMI Kabupaten Bima Dilantik

Minggu, 01 Februari 20150 komentar

KM Parapi:  Pengurusan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Bima periode 2015-2020, Sabtu (31/1), dikukuhkan  di aula kantor Pemkab   Bima, sabtu. Pengukuhan   dihadiri  Bupati Bima, Sekda,  dan para Kepala SKPD.
         Pelantikan ICMI ORDA tingkat Kabupaten Bima dilakukan  Ketua ORWIL ICMI NTB Prof Dr H Sunarpi, Phd. Mereka adalah Ketua Dewan Penasehat ICMI Orda Kabupaten Bima,  Drs H Syafrudin HM Nur, MPd, Wakil ketua, Murni Suciyati, dan Sekretaris Wahyudin, SAg.
Ketua Dewan Pakar ICMI Orda Kabupaten Bima, Drs. Muzakir, MSc, Ketua ICMI Orda Kabupaten Bima,  Drs HM Taufik, HAK, MSi.
       Saat itu, Bupati berharap pengurus baru ke depan  dapat menjalankan tugas demi memajukan ICMI ke depan,  terutama terkait program yang akan dilaksanakan. Bupati berharap, semoga  komposisi kepengurusan ICMI Kabupaten Bima    dapat memegang peranan  vital, terutama kegiatan maupun program yang akan dilaksanakan ke depan.
   Ketua ICMI Orda Kabupaten Bima,  Drs HM Taufik, HAK, MSi,  menyampaikan bahwa orang-orang yang sukses berfikir akan memandang semua yang terjadi di dunia ini merupakan proses. Proses untuk dijadikan pengalaman yang secara otomatis tertulis dalam sejarah hidup. Dalam mencapai proses ini, terkadang membutuhkan  orang-orang yang sudah mencapai level sukses berfikir untuk  dicontoh dan  dijadikan panutan.
Pada sisi yang lainnya, katanya, ada juga orang-orang yang sukses berzikir akan memandang yang terjadi di dunia ini adalah sebagai direct media untuk mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya. Yaitu jalan menuju “shirot al mustaqim”. Oleh karena itu,  saat ini yang  dibutuhkan adalah orang-orang yang sukses berfikir, yang sukses berzikir, serta  sukses mendisain  strategi sehingga dalam praktek lapangan mampu dibaca oleh setiap orang. “Itulah yang disebut sebagai seorang cendekiawan,” katanya.
Di Indonesia, khususnya di Bima, cendekiawan muslim harus  dirangkul dan memanfaatkan kecermelangan mereka. Tetapi ini membutuhkan kekuatan yang maksimal sehingga mampu meramu kekuatan mereka menjadi alat untuk mencapai kemakmuran hidup masyarakat Kabupaten Bima ini.
Oleh karenanya, katanya, seorang cendikiawan saat ini  harus memiliki  tiga  dimensi tujuan dari setiap yang mereka fikirkan. Yaitu dimensi berfikir ke masa lalu sebagai guru terbaik, dimensi berfikir ke masa kini sebagai kendaraan hidup, dan dimensi berfikir ke masa akan datang sebagai cita-cita luhur makhluk yaitu syurga.
Disamping itu, seorang cendikiawan akan memandang bahwa kerja untuk ibadah. Belajar juga diniati ibadah, wartawan juga ibadah, menjadi pengusaha juga ibadah. Penulis apalagi. Selain itu, aneka kegiatan lain, hendaklah diniati untuk ibadah sehingga, dimensinya menjadi ganda,  dunia dan akhirat.
       Ketua Organisasi Wilayah ICMI NTB, Prof Dr H Sunarpi, Phd, juga menyampaikan bahwa   kelahiran ICMI bukankah kebetulan sejarah belaka, tetapi erat kaitannya dengan perkembangan global dan regional di luar dan dalam negeri. Menjelang akhir dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an, dunia ditandai dengan berakhirnya perang dingin dan konflik ideologi.
ICMI dibentuk pada tanggal 7 Desember 1990 saat  pertemuan  di Kota  Malang ,   6-8 Desembe1990. Saat itu, dipilih Baharudin Yusuf Habibie sebagai  Ketua  ICMI pertama.  Kelahiran ICMI berawal dari diskusi kecil  pada  bulan Februari 1990 di masjid kampus Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Dari forum itu kemudian muncul gagasan untuk mengadakan simposium dengan tema  “Sumbangan Cendekiawan Muslim Menuju Era Tinggal Landas” yang direncanakan pada tanggal 29 September -1 Oktober 1990.
Seiring dengan  itu, katanya, semangat kebangkitan Islam di belahan dunia timur ditandai dengan tampilnya Islam sebagai ideologi peradaban dunia dan kekuatan altenatif bagi perkembangan perabadan dunia. Bagi Barat, kebangkitan Islam ini menjadi masalah yang serius karena itu berarti hegemoni mereka terancam.
Katanya, apa yang diproyeksikan sebagai konflik antar peradaban lahir dari perasaan Barat yang subyektif terhadap Islam sebagai kekuatan peradaban dunia yang sedang bangkit kembali sehingga mengancam dominasi peradaban Barat. Kebangkitan umat Islam ditunjang dengan adanya ledakan kaum terdidik. (BM)

 

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kampung Media NTB | Pemkab Bima | Irank_Scripteerrr | Kampung Kita | Info Bima Terkini
Copyright © 2013. Parapi-Sape - All Rights Reserved
Modify by irank_scripteeer
Proudly powered by Blogger